Dimulai dari
pertemuan kita Jumat itu. Semua orang sedang asyik mempersiapkan diri untuk
pulang ke rumahnya masing-masing. Aku dan seorang temanku sedang berkeliling ke
seluruh sekolah untuk mencari biaya tambahan untuk acara yang biasa kami
lakukan setiap Jumat siang hingga sore. Waktu itu aku dan temanku berjalan
kearah timur, menyusuri lorong depan ruang BK dengan tujuan mencari tambahan
uang. Tanpa kusadari kau berjalan berlawanan arah dengan kami berdua, lalu
dengan suara yang sedikit lembut dan berbeda dari biasanya temanku menyapamu, “Hai!” sekilas waktu itu aku tidak terlalu peduli dengan siapa dirimu dan apa
yang kau lakukan disiang hari yang begitu terik, berjalan sendiri disudut salah
satu sekolah yang sudah lumayan tua. Kau membalas sapaan dari temanku dengan
suara lirihmu yang kemudian mampu untuk meluluhkan hatiku, aku masih jelas
kalimat yang kau ucapkan waktu itu, “Hai, Pang. Belum balik?” setelah itu
sejenak terjadi perbincangan singkat antara kau dengan temanku itu. Aku hanya
bisa terdiam karena aku sama sekali tidak mengenalmu. Waktu itu aku hanyalah
seorang anak bodoh yang masih asing dimatamu.
Petangpun
menjelang, aku dan semua temanku melaksanakan acara rutin yang setiap Jumatnya
kami lakukan dengan uang yang kami kumpulkan dari memalak anak seluruh sekolah.
Hari itu aku sama sekali tidak bisa menikmati apapun dari acara yang biasanya
membuat pikiranku menjadi tenang. Bayangan tentang dirimu masih saja ada
didalam pikiranku. Aku merasa penasaran dengan dirimu, siapa nama lengkapmu,
darimana kau berasal, berapa nomer hpmu, mengapa kau begitu cantik di mataku
dan mengapa kau mampu untuk membuatku merasa seakan aku jatuh cinta padamu
sejak dari pertama kita bertemu. Sungguh sebuah hal yang begitu membimbangkan
jiwaku.
Sejenak
kuberanikan diri ini untuk bertanya kepada seorang temanku yang lainnya tentang
dirimu. Kutanyakan padanya siapa dirimu dan aku juga meminta nomor hpmu
darinya. Dia adalah sahabat sejatiku yang selalu menemaniku apapun yang terjadi
padaku di SMA, Pak Dinas. Dia menceritakan padaku tentang dirimu dengan sebegitu
detailnya, bahkan dia juga mengatakan siapa orang-orang yang pernah berada
disisimu. Mendengar semua itu aku langsung berpikir bahwa kau adalah sosok yang
selama ini kunantikan dalam setiap langkahku. Aku mulai memberanikan diriku
untuk memulai percakapan denganmu melalui sms. Pertama-tama aku mulai
membicarakan temanmu yang memiliki pipi seperti pesut dan seterusnya kita mulai
membicarakan aktivitas sehari-hari yang bagiku begitu mengesankan. Bagiku semua
itu adalah bagian dari hidupku yang begitu indah sehingga aku ingin membaginya
kepada dunia melalui tulisan ini.
Seminggu kita
bersenda gurau via sms, kau bercerita padaku tentang pacarmu yang tanpa alasan
memutuskan hubungan denganmu. Ketika mendengar hal itu, dalam hatiku ada sisi
yang menggambarkan kesenanganku karena mungkin akan ada celah aku akan
memilikimu, sementara disisi lain ada yang menggambarkan kesedihan hatiku
karena kau begitu sedihnya karena kejadian waktu itu. Sejenak aku tidak tahu
kalau itu kau yang mengirim sms padaku karena nomornya berbeda dari nomor yang
biasa kau gunakan untuk berkomunikasi denganku. Memang benar sebagai seorang
remaja seharusnya aku merasa senang bila kau diputus hubungan dengan pacarmu,
tapi sebagai seorang lelaki, kebahagiaan sejati hanya akan kudapati bila aku
melihatmu bahagia meskipun dengan orang lain.
0 Comments