Wawasan
Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
A. Latar Belakang dan Pengertian
Tiap bangsa
memiliki cita-cita, baik itu dinyatakan secara tertulis ataupun tidak. Isinya
adalah aspirasi langgeng yang rumusannya sangat luhur dan tinggi. Fungsinya
selain memberi gairah hidup, menjiwai kehidupan bangsa, menjadi penggairah yang
abadi sekaligus juga sebagai penentu dari tujuan nasional.
1. Latar
Belakang Munculnya Konsepsi Wawasan Nusantara
Dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional ditengah pergaulan antarbangsa, setiap
bangsa membutuhkan wawasan nasional untuk menuju ke masa depan. Eksistensi
wawasan nasional sangat ditentukan oleh bagaimana bangsa tersebut berdialog
secara dinamis dengan kondisi objektif, subjektif dan kondisi idealistic atau
aspirasinya.
2. Unsur Dasar Pemikiran Wawasan Nusantara
a. Keadaan
Geografis
1. Panjang wilayah mencakup 1/8
garis katuistiwa.
2. Jarak terjauh Utara-Selatan
sekitar 1888 Km, Timur-Barat 5110 Km.
3. Terletak di antara 6 derajat
LU-11 derajat LS dan 95 derajat BB-141 derajat BT.
4. Jumlah pulau 17508 (6044 pulau
dengan nama baru).
5. Luas seluruh wilayah 5193250 km2
(daratan 2027087 km2 dan 3166163 perairan).
6. Tanah yang subur, mengandung
bahan-bahan vital, minyak bumi, besi, timah, mangan, bauxite dan lain-lain.
7. Jumlah penduduk sampai tahun
2000 sekitar 220 juta jiwa.
8. Persebaran penduduk tidak merata 60
persen tinggal di jawa dan Madura.
b. Geopolitik
b. Geopolitik
1. Wawasan Bahari
Sir
Walter Raleigh, “Siapa menguasai lautan, dia menguasai kekayaan-kekayaan dunia
dan dengan itu dia menguasai dunia itu sendiri”.
2.
Wawasan Benua
Sir
Halford Mackinder, “Barangsiapa dapat menguasai penduduk dan sumber-sumber alam
di daerah jantung (Jerman-Siberia Tengah), maka akan memperoleh posisi
strategis sebagai tahap pertama menguasai dunia”.
3.
Wawasan Kombinasi
Prof. Nichols J.Spykman
dan Stephen B John, “Siapa menguasai daerah batas (Bulan Sabit dalam Eurasia)
berarti menguasai Eurasia; siapa menguasai Eurasia untuk menguasai daerah
jantung tinggal selangkah lagi”.
4.
Wawasan Geopolitik
a.
Friederich Ratzel,
“Pertumbuhan Negara mirip dengan pertumbuhan organism, yang membutuhkan ruang
hidupyang cukup agar dapat tumbuh dengan subur”.
b.
Rudolp Kjellen, “Negara
sebagai organism juga memiliki kemampuan intelektual”.
c.
Karl Haushoffer,
“Landasan ilmiah bagi tindakan politik dalam perjuangan dari kelangsungan hidup
suatu organisasi Negara untuk memperoleh ruang hidupnya”.
5.
Wawasan Dirgantara
Kekuatan udara akan
menjadi kekuatan yang sangat menentukan, karena mempunyai daya tangkal terhadap
ancaman. Dia dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran di kandangnya
sendiri, hingga tidak mampu untuk menyerang.
c. Geostrategi Indonesia
1. Demografi, Asia(utara) berpenduduk padat dan
Australia(selatan) jarang.
2.
Ideologi, antara komunisme di utara dan liberalism di selatan.
3.
Politik, antara demokrasi rakyat di utara dan liberalism di selatan.
4.
Ekonomi, antara system ekonomi terpusat di utara dan system ekonomi liberal di
selatan.
5.
Sosial, antara sosialisme di utara dan individualism di selatan.
6.
Budaya, antara budaya timur di utara dan budaya barat di selatan.
d. Landasan Historis dan Yuridis formal
1.
Daerah Hindia-Belanda, yang merupakan bekas jajahan Belanda.
2.
Daerah Hindia-Belanda ditambah Borneo(Kalimantan Utara), Papua jajahan
Inggris(Papua Nugini) yang penduduknya sama dengan Irian Barat dan Timor
seluruhnya(termasuk Timor jajahan Portugal). Adanya tambahan itu
dimaksudkanmuntuk membulatkan wilayah Negara yang akan dibentuk.
3.
Daerah Hindia-Belanda, ditambah semenanjung Malaya, Borneo Utara(Serawak),
Papua, Timor dan kepulauan kecil disekitarnya. Bagian lain lain dari wilayah
yang disebut “Indonesia Raya”, seperti Filipina, Formosa(Taiwan), Kamboja dan
Thailand tidak dimasukkan karena telah menjadi Negara merdeka atau sebagian
dari Negara merdeka yang kemerdekaannya harus dihormati. Semenanjung Malaya
masih dimasukkan karena masih merupakan jajahan Inggris.
4.
Daerah Hindia-Belanda, dikurangi Papua(Irian) dengan alasan penduduk papua
bukan rmpn bangsa melayu (usulan Drs. Moh. Hatta).
5.
Daerah Hindia-Belanda, ditambah Semenanjung Malaya(karena masih merupakan
rumpun bangsa melayu) dikurangi Papua.
0 Comments