Galau Story : Perpisahan kita, awal dilema ini

Malam yang begitu kelam. Aku hanyut dalam sebuah penantian hampa di atas sebuah lautan takdir yang begitu mengenaskan. Entah mengapa tak bisa juga aku mencoba untuk berlari, meninggalkanmu, semua tentangmu dan kenangan yang pernah kita lalui bersama. Dimulai dari pertemuan kita Jumat itu sampai perpisahan kita Minggu itu. Semuanya terasa begitu indah saat aku bersamamu, semua terasa berbeda saat kau disampingku. Walaupun kau tidak pernah aku miliki, tapi kau begitu berharga bagiku. Mungkin aku takkan pernah bisa melupakanmu.

Malam ini kucoba tuk pejamkan mata, kucoba menghilangkan segala penat yang ada di jiwa, kucoba mengobati luka yang ada di jiwa, mengistirahatkan raga yang terlalu lama berharap pada dunia yang fana. Aku tak pernah bisa  lupa semua hal yang kita lalui bersama, sejenak aku berpikir untuk melupakannya, bayanganmu seolah tak ingin aku melepaskan diriku dari genggaman perihnya luka masa lalu. Hati ini seolah memiliki suatu pola yang terbentuk karena irisan luka yang kau tanamkan, kau selalu ada dipikiranku, mengganggu logikaku, mengusik jiwaku. Setiap titik neurotransmitter yang mengalir dalam setiap sel sarafku seolah tak ingin aku melupakanmu. Kaulah candu sebenarnya dalam diriku.

Setiap tetes alkohol yang aku minum, setiap hembusan asap rokok yang keluar dari mulutku seolah tak mampu menggantikan isi dari sel sarafku. Aku yang berpikir bisa melakukan apapun sesuai apa yang aku inginkan ternyata tak mampu untuk menepiskan semua hal tentangmu. Setiap butir senyum yang kau taburkan, setiap air mata yang kau teteskan, sitiap waktu yang kau luangkan untukku, aku takkan pernah bisa melupakannya. Hingga kini kaulah satu-satunya wanita yang ada di pikiranku. Sempat kucoba menggantikan dirimu dengan dia yang kini lebih dekat denganku, tapi kenyataan berkata hal yang lain. Kau tetap tidak bisa kugantikan dengan siapapun, hingga kini kusadari satu kata sederhana yang harusnya muncul dari mulutku padamu sedari dulu.

Ingin rasanya kembali ke masa lalu, kembali ke masa dimana kau dan aku masih sering bertemu. Kau tersenyum padaku dan kucubit pipimu. Kuingat saat-saat dimana aku selalu lewat depan kelasmu setiap kali aku ingin pergi ke suatu tempat, yang kupikirkan saat itu hanyalah aku ingin melihat senyummu dari dekat. Senyum yang terasa begitu spesial, layaknya hembusan angin sejuk ditengah padang pasir yang luas, yang senantiasa melunakkan hati ini, menjinakkan manusia binal ini dan seolah memberi semangat untuk melanjutkan semua mimpi yang kumiliki.


Kini semua telah berbeda, kini kau tak lagi ada disini, kini tak lagi kulihat senyum dari wajah cantikmu. Sekarang yang ada hanyalah aku dengan semua kenangan yang tak bisa hilang dari pikiranku, hanya ada sebuah harapan agar aku bisa kembali melihatmu dengan senyuman itu. Sebuah kenangan indah yang sulit bagiku untuk melupakannya. Sebuah cerita lama tentangmu.

Sebelumnya : Galau Story : Kelopak bunga sakura (Sakura no hanabiratachi)
Selanjutnya : Galau Story : Papan penanda isi hati (Kokoro no placard)

Post a Comment

0 Comments