Sastra
Jawa Baru yang tertulis juga sering disebut Sastra Kapujanggan. Disebut
demikian karena sastra ini kebanyakan ditulis oleh para pujangga kerajaan.
Selama abad XVIII dan XIX dikenal tiga belas nama tokoh pujangga besar,
termasuk di antaranya dua raja Surakarta: PB II dan IV, seorang pangeran, dan
dua adipati dari Semarang (Margana, 2004: 133). Beberapa pujangga itu antara
lain :
-
Pangeran Adilangu II
Pangeran
Adilangu atau Kadilangu II adalah keturunan Sunan Kalijaga yang juga dikenal
sebagai Pangeran Adilangu. Pangeran Adilangu II adalah pujangga semasa PB I
dari Kartasura. Karyanya adalah Babad Pajajaran, Babad Demak, Babad
Mentawis.
-
Carik Bajra (wafat 1751)
Pada
masa mudanya ia bernama Sarataruna yang bekerja sebagai juru tulis di rumah
Tumenggung Kartanegara. Karena tulisan-tulisannya disukai Raja PB I, ia diminta
untuk menjadi juru tulis istana dan memperoleh gelar Carik Bajra. Karyanya
adalah Babad Kartasura dan Babad Tanah Jawi.
-
Raden Ngabehi Yasadipura I (1729 –
1803)
R.Ng.
Yasadipura I lahir di desa Pengging. Ayahnya adalah Tumenggung Padmanagara,
seorang jaksa pada masa Kartasura. R.Ng. Yasadipura I adalah keturunan ke
delapan dari Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir. Karya-karyanya
adalah: Tajusalatin, Iskandar, Panji Anggreni, Babad Giyanti, Sewaka,
Ambiya, Menak, Baratayuda (jarwa), Babad Prayut, Cebolek, Arjunawiwaha (jarwa),
Arjunasasrabahu (jarwa), Rama (jarwa), Panitisastra (Kawi Miring), Dewa Ruci
(jarwa), Babad Pakepung.
-
Raden Ngabehi Yasadipura II (1756 –
1844)
R.Ng.
Yasadipura II adalah putra R. Ng. Yasadipura I. Ia memiliki beberapa nama lain,
yakni Raden Panjangwasita, R.Ng. Ranggawarsita I, dan Tumenggung Sastranagara.
Karirnya sebagai penulis mulai berkembang pada awal abad XIX. Bersama-sama
dengan atahnya ia menulis beberapa babad dan menerjemahkan beberapa karya Jawa
Kuna. Ia diangkat sebagai pujangga kerajaan setelah ayahnya wafat. Ia juga
bekerjasama dengan Kiai Ranggasutrasna, Kiai Ngabehi Sastradipura, dan Pangeran
Adipati Anom Hamengkubuwana III (PB V) menyusun Serat Centhini.
Karya-karya
Yasadipura II antara lain: Serat Arjunasasra atau Serat Lokapala,
Serat Darmasunya, Serat Panitisastra, Serat Kawidasanama, Serat Ambiya, Serat
Musa, Serat Sasana Sunu, Babad Pakepung, Serat Wicara Keras, dan Serat
Centhini. Kemungkinan bersama CF Winter ia juga menggubah Serat
Baratayuda dan Serat Ramayana.
-
Raden Ngabehi Ranggawarsita (18
Maret 1802 – 23 Desember 1873)
R.Ng.Ranggawarsita adalah putra Raden
Ngabehi Panjangswara atau Raden Ngabehi Ranggawarsita II; atau cucu Yasadipura
II. Nama kecilnya adalah Bagus Burhan. Karya R.Ng. Ranggawarsita diperkirakan
berjumlah enam puluh serat. Di dalam beberapa karyanya R.Ng.
Ranggawarsita menyamarkan namanya ke dalam sandi asma. Beberapa karyanya
juga memuat ramalan. Karya-karya yang banyak dikenal masyarakat antara lain: Serat
Kalatidha, Serat Jaka Lodhang, Serat Sabdajati, Serat Wirid Hidayat Jati, Serat
Pustakaraja Purwa, Serat Jayengbaya.
0 Comments