Malam yang begitu kelam, diiringi dering suara nyamuk yang senantiasa menemaniku dalam kesendirian. Pikiran yang tak pernah tenang dalam ruang kecil yang mengekang, sungguh suasana ini mengganggu jiwaku, merusak akalku, memakan ragaku dan mengingatkanku akan masa lalu yang sempat ingin kulupakan.
Dunia yang begitu luasnya dengan jutaan orang di dalamnya dan kebanyakan dari mereka adalah wanita dengan persentase hampir tiga per empatnya, tapi kenapa aku masih saja mengharapkannya? Dia yang begitu indah dimataku, selalu mengalun indah dalam bayanganku, tak pernah pergi dari pikiranku dan selalu membuatku lupa akan kehidupan pribadiku. Semua pikiran yang ada tentang dirinya tak pernah bisa sirna dari kepala dan selalu mengalir layaknya air hujan yang turun melewati sungai dan menyusuri lorong-lorong gelap dan bermuara di lautan lepas. Seperti itu juga diriku yang berjalan menyusuri lorong waktu berharap untuk bermuara dihatimu.
Nama yang sudah terlalu lama tak kudengar, tak juga kupanggil ataupun kubicarakan dengan teman-temanku. Wajah yang terlalu lama tidak kulihat, tidak juga kusentuh tapi hanya bisa kubayangkan. Seperti apa dirimu saat ini? Apakah ada kau ingat akan diriku? Pernahkah kau coba sekali saja membayangkan diriku dalam hidupmu? Diri ini sungguh tergila-gila akan kecantikan wajahmu, kejujuran perkataanmu, kepolosan pikiranmu dan lembutnya pipimu tatkala tangan ini mencubitnya sembari mengucap berbagai kata cinta yang seringkali kau anggap sebagai canda.
Semua berkata memintaku melupakannya tapi apa daya, hanya ada dia didalam pikiranku yang terombang-ambing dalam gejolak cinta kasih sepihak tanpa balasan berupa apapun darinya yang menganggap semuanya hanyalah canda dari seorang pemimpi yang ingin hidup bersamanya.
0 Comments