Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis , dan ekosistem pada suatu daerah. Tingginya keanekaragaman hayati di permukaan bumi mendorong para ilmuwan untuk mencari cara terbaik untuk mempelajarinya, yaitu dengan klasifikasi.
1. Keanekaragagaman tingkat gen
Gen atau plasma nuftah adalah subtansi kimia yang menentukan sifat keturunan yang terdapat di dalam lokus kromosom. Dua individu yang memiliki struktur dan urutan gen yang sama belum tentu memiliki bentuk yang sama pula, karena faktor lingkungan mempengaruhi (fenotip) atau bentuk. Faktor lingkungan tersebut yaitu : makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban, dan curah hujan. Point pada keanekaragaman tingkat ini adalah adanya keberagaman suatu individu pada satu spesies, contohnya adalah variasi jenis kelapa yaitu kelapa gading, kelapa hijau, kelapa kopyor.
Keanekaragaman tingkat gen ini dapat dengan mudah diamamati dengan memperhatikan variasi fenotip pada macam-macam individu yang masih dalam sati spesies. Fenotip sendiri berasal dari interaksi gen dengan lingkungan. Kenampakan fenotip yang dapat diamati antaralain: warna, ukuran, rasa dan bau. Misalya perbedaan warna pada bunga krisan menunjukkan adanya keragaman tingkat gen pada bunga krisan
2. Keanekaragaman jenis
Jenis atau spesies adalah individu yang mempunyai persamaan secara morfologi, anatomi, fisiologi, dan mampu saling kawin dan menghasilkan keturunan yang fertile (subur) untuk melanjutkan generasinya. Keanekaragaman tingkat jenis dapat terlihat dengan adanya variasi individu yang berbeda jenis namun masih dalam satu family, contohnya adalah harimau, singa, dan leopard. Hewan tersebut merupakan variasi spesies dalam family felidae. Penyebab perbedaan antara harimau, singa dan leopard terletak pada perbedaan gen dan juga susunan DNA secara keseluruhan. Keanekaragaman ini seringkali dimanfaatkan oleh manusia untuk mendapatkan suatu individu dengan jenis baru. Misalnya persilangan antara singa jantan dan harimau betina menghasilkan liger yang mempunyau sifat percampuran antara lion dan tiger. Sedangkan persilangan antara harimau jantan dan singa betina menghasilkan tigon, yang memiliki kepala bercorak harimau sedangkan badannya seperti singa.
3. Keanekaragaman ekosistem
Ekosistem dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi timbal balik antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk hidup yang lainnya, dan juga makhluk hidup dengan lingkungannya. Perbedaan komponen abiotic suatu daerah menyebabkan jenis maklhuk hidup ( biotik ) yang berbeda. Ini disebabkan karena tidak semua makhluk hidup dapat bertahan hidup di semua lingkungan. Akibatnya kondisi suatu daerah yang memiliki variasi komponen abiotic yang tinggi akan menghasilkan keanekaragaman ekosistem. Faktor yang mempengaruhi adanya keberagaman ekosistem adalah iklim dan topografi. Daerah yang mempunyai iklim tropis akan memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi, karena lebih banyak makhluk hidup yang dapat bertahan di daerah tropis daripada di gurun. Pada daerah yang berada pada topografi tinggi akan memiliki jenis tumbuhan yang berbeda dari daerah yang memiliki topografi rendah. Pada dataran tinggi terdapat tumbuhan khas dataran tinggi seperti bunga edelweiss, sedangkan pada daerah dataran rendah banyak ditemukan pohon kelapa. Bunga edelweiss tidak dapat hidup di dataran rendah, begitu pula pohon kelapa tidak dapat bertahan hidup di dataran tinggi.
0 Comments